Sejarah QRIS 2019–2025 : Dari Standardisasi Nasional hingga Ekspansi Lintas Negara
Dalam lima tahun terakhir, sistem pembayaran digital di Indonesia mengalami lompatan besar melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Diluncurkan pada tahun 2019 oleh Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), QRIS menjadi standar nasional QR code pembayaran yang menyatukan berbagai penyedia layanan, mulai dari bank hingga fintech.
Visi utama QRIS adalah menciptakan sistem pembayaran yang mudah, cepat, murah, aman, dan andal (MCMAA), sekaligus mendorong inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM. Sejak pertama kali diluncurkan, QRIS berkembang pesat baik dari sisi adopsi pengguna, jumlah merchant, maupun ekspansi ke level internasional. Artikel ini membahas secara rinci perjalanan QRIS dari 2019 hingga 2025.
2019 : Awal Mula QRIS
Tahun 2019 menjadi tonggak sejarah penting karena Bank Indonesia resmi memperkenalkan QRIS sebagai standar nasional QR code pembayaran. Sebelum adanya QRIS, sistem pembayaran berbasis QR di Indonesia masih terfragmentasi setiap bank atau penyelenggara memiliki standar sendiri. Kondisi ini menyulitkan merchant dan konsumen karena tidak ada interoperabilitas.
Peluncuran QRIS pada 17 Agustus 2019 di Jakarta menandai era baru digitalisasi pembayaran. QRIS diharapkan:
Menyatukan standar QR agar semua penyedia jasa sistem pembayaran bisa saling terhubung.
Mempermudah merchant UMKM untuk menerima pembayaran tanpa harus menyediakan banyak QR code.
Mendorong gerakan nasional cashless society.
2020 : Pandemi dan Percepatan Adopsi
Pandemi COVID-19 justru mempercepat adopsi QRIS. Situasi yang membatasi interaksi fisik membuat masyarakat lebih memilih pembayaran digital tanpa sentuhan (contactless).
Beberapa pencapaian penting pada tahun ini:
Merchant QRIS tumbuh pesat, terutama UMKM kuliner, retail, dan layanan daring.
QRIS mulai dipakai dalam program bantuan sosial, donasi, hingga layanan publik.
Bank Indonesia memperluas kerja sama dengan fintech agar integrasi QRIS lebih cepat menjangkau masyarakat.
QRIS menjadi solusi tepat untuk mendukung transaksi aman di tengah pandemi, sekaligus membantu UMKM tetap bertahan.
2021 : Digitalisasi UMKM dan Ekspansi Penggunaan
Setelah fase adopsi awal, 2021 menjadi tahun konsolidasi. BI bersama pemerintah daerah mendorong UMKM di berbagai kota untuk menggunakan QRIS.
Capaian pada tahun ini antara lain:
QRIS digunakan di pasar tradisional, warung kopi, dan sektor transportasi.
Jumlah merchant meningkat drastis hingga jutaan, mayoritas UMKM.
QRIS mulai digunakan untuk pembayaran pajak daerah, retribusi parkir, dan layanan publik.
QRIS berhasil menembus lapisan masyarakat luas, tidak hanya kota besar, tapi juga wilayah pedesaan.
2022 : Menuju Digitalisasi Nasional
Tahun 2022 ditandai dengan penguatan regulasi dan inovasi fitur QRIS. Bank Indonesia meluncurkan program QRIS Tuntas, yang meliputi:
QRIS Transfer – memungkinkan pengguna mengirim uang antar-bank hanya dengan scan QR.
QRIS Tarik Tunai & Setor Tunai – mendukung layanan keuangan lebih luas.
Selain itu, pada 2022 Bank Indonesia mulai menjajaki kerja sama internasional dengan beberapa negara ASEAN untuk cross-border QRIS.
2023 : Lompatan ke Level Regional
Pada tahun ini, QRIS makin menegaskan diri sebagai standar pembayaran masa depan. Beberapa langkah besar terjadi:
Indonesia menandatangani kerja sama QR cross-border dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura. Wisatawan dari masing-masing negara bisa bertransaksi dengan QRIS tanpa harus menukar uang.
Jumlah pengguna QRIS melonjak signifikan, mencapai puluhan juta.
QRIS mulai dipromosikan sebagai salah satu strategi mendukung ASEAN Payment Connectivity.
Momentum ini menjadikan QRIS bukan hanya solusi nasional, tetapi juga bagian dari ekosistem keuangan regional.
2024 : Ekspansi Global dan Inovasi NFC
Tahun 2024 menjadi fase akselerasi menuju globalisasi QRIS. Beberapa pencapaian besar antara lain:
Kerja sama lintas batas diperluas ke Jepang dan Korea Selatan, sejalan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan dan aktivitas perdagangan.
BI memperkenalkan QRIS Tap (NFC-based), yang memungkinkan transaksi lebih cepat hanya dengan menempelkan ponsel.
Volume transaksi QRIS tembus ratusan triliun rupiah, mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem ini.
2025 : QRIS di 9 Negara dan Transaksi Rp1,66 Triliun Lintas Negara
Per Agustus 2025, QRIS telah resmi beroperasi lintas batas di 9 negara, termasuk ASEAN, Jepang, Korea Selatan, India, dan Tiongkok dalam tahap uji coba.
Beberapa pencapaian monumental 2025:
Volume transaksi lintas negara mencapai Rp1,66 triliun.
QRIS digunakan oleh jutaan wisatawan mancanegara di Indonesia maupun turis Indonesia di luar negeri.
QRIS semakin dikenal sebagai model sukses standardisasi pembayaran berbasis QR di tingkat global.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 6 tahun, QRIS telah berkembang dari solusi nasional menjadi bagian penting dari jaringan keuangan internasional.
Tantangan dan Strategi ke Depan
Meskipun sukses besar, QRIS tetap menghadapi tantangan, antara lain:
Infrastruktur 3T: Wilayah terdepan, terluar, tertinggal masih terbatas jaringan internet.
Literasi Digital: Edukasi masyarakat, terutama pelaku UMKM tradisional, perlu terus ditingkatkan.
Keamanan Siber: Semakin besar volume transaksi, semakin penting pengawasan terhadap potensi fraud dan kejahatan digital.
Strategi perbaikan yang sedang didorong:
Penguatan jaringan internet dan dukungan perangkat di daerah 3T.
Program literasi digital berkelanjutan melalui kampanye nasional.
Peningkatan regulasi dan sistem keamanan transaksi berbasis teknologi mutakhir.
Kesimpulan
Dalam kurun waktu 2019–2025, QRIS berhasil merevolusi sistem pembayaran di Indonesia. Dari sekadar standardisasi QR code nasional, kini QRIS telah menjadi instrumen pembayaran lintas negara yang mendukung pariwisata, perdagangan, dan integrasi ekonomi global.
Dengan capaian transaksi lintas batas hingga triliunan rupiah dan ekspansi ke 9 negara, QRIS tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga bukti bahwa inovasi keuangan Indonesia mampu bersaing di level internasional.
Ke depan, QRIS akan terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pionir sistem pembayaran digital berbasis QR di dunia.